KPK Butuh Negarawan yang Tidak Emosional
Jakarta - MEREKA yang masuk dalam seleksi calon pimpinan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memiliki kematangan emosi. Hal itu itu
dibutuhkan untuk menangani KPK yang memiliki kewenangan besar.
Demikian dikatakan Sekretaris
Jenderal PKB Abdul Kadir Karding di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
"Jangan ditangani oleh orang
yang emosi tidak terlalu stabil, karena tidak boleh orang yang emosional namun
harus negarawan," kata Karding.
Menurut Ketua Fraksi PKB MPR ini,
KPK merupakan institusi yang besar, dan pimpinan KPK harus memiliki tujuan
mengabdi dan bukan mencari popularitas. Hal itu, kata Karding, dibutuhkan untuk
memimpin institusi KPK yang memiliki kewenangan besar.
"Ada sejumlah tokoh yang ideal
memimpin KPK menurut publik. Hal itu diserahkan kepada panitia seleksi
KPK," ujar Karding.
Karding mengatakan bahwa ratusan
orang yang mendaftar menjadi capim KPK ada kecenderungan mereka mencari
pekerjaan. Menurut dia kalau banyak (daftar) untuk mencari pekerjaan dan ada
juga yang disusupkan.
"Ini tugas pansel, kalau Komisi
III DPR secara politik," kata Karding.
Hingga kini, Pansel KPK telah
mengumumkan 194 orang pendaftar yang lolos seleksi calon pimpinan KPK tahap
awal yaitu administrasi.
Dari 194 nama tersebut ada nama yang
tidak asing di masyarakat yakni mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelengga
Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie dan Plt Pimpinan KPK Johan Budi SP.
Lalu dari kalangan politikus ada
nama Ahmad Yani yang bernaung di Partai Persatuan Pembangunan, sementara dari
unsur TNI ada nama Mayjen TNI (Purn) Hendardji Supandji.
Dari kalangan Polri yang lolos
seleksi tahap awal adalah Kombes Pol (Purn) Basuki, Irjen Pol (Purn) Rudiard M
L Tampubolon, Irjen Pol Syahrul Mamma, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende, dan
Brigjen Pol Basaria Panjaitan.
Komentar
Posting Komentar